Dengan berbagai alasan saya dan sebagian temen-temen satu
profesi selalu beralasan sibuk, tidak ada waktu, dan segudang kata- kata lain
untuk melakukan pembenaran-pembenaran bahwa memulai olah raga adalah sangat
sulit dan menyita waktu kerja kita. Hal ini mungkin ada benarnya, walaupun
lebih banyak salahnya, bahwa kesibukan kerja kita seolah menyita sebagian besar
waktu kita sehingga untuk melakukan sesuatu yang merupakan hak tubuh, yaitu
menjaganya, salah satunya dengan olah raga, sering kita abaikan. Kinerja tubuh
yang semakin lama, seiring dengan bertambahnya usia, semakin memerlukan
perhatian menyebabkan akibat-akibat medis yang sangat tidak diharapkan dan
sangat mengganggu aktifitas sehari-hari apabila tidak dipelihara dengan, sekali
lagi, salah satunya olah raga. Hal inilah salah satu alasan penting kami,
teman-teman satu profesi di Kedokteran dan Kedokteran gigi, berkumpul dengan
satu kesenangan yang sama, yaitu berlari, untuk bergembira dan berkeringat
menjaga dan memelihara hak tubuh, agar bisa bekerja sesuai porsinya.
Salah seorang yang sangat berperan penting dalam menyebarkan
virus olah raga berlari di kalagan kedokteran dan kedokteran gigi adalah, Dr
Rama Nusjirwan. Saya ingin bercerita tentang beliau dalam kaitannya menggiring
teman-teman sejawat untuk memulai olah raga lari. Saya ingat betul, beliau pada
suatu saat bertemu dengan saya dalam keadaan cedera salah satu bagian tubuhnya,
saya tidak akan cerita sakit apa tapi sakitnya sama persis dengan saya,
dikarenakan salah satunya karena kurangnya tubuh bergerak dan kelebihan berat
badan. Keadaan cedera tubuh yang sangat mengganggu tersebut menyadarkan beliau
untuk memulai berlari dan seingat saya larinya sendiri pada waktu itu.
Selanjutnya beliau sering mengajak saya berlari, dan saya pun mulai ikut
berlari, hanya bedanya Dr Rama terus berlari dan saya kemudian berhenti. Dr
Rama sering membangunkan saya tiap sehabis shalat subuh untuk berlari tapi saya
malas-malasan pada waktu itu. Beliau sangat sering mengajak saya, tapi lebih
sering saya berikan harapan-harapan palsu karena lebih memilih untuk tidur.
Hasilnya adalah jadilah Dr Rama pelari tangguh yang sanggup berlari kemana pun,
mengajak siapapun untuk berlari dan beliau salah satu penggagas komunitas lari
terbesar di Indonesia yang ada di Bandung.
Singkat cerita, setelah saya sadar harus berolah raga karena
sakit yang berhubungan dengan kelebihan berat badan, saya akhirnya bergabung
dengan Dr Rama untuk mulai berlari. Dimulai dengan berusaha untuk tetap
bergerak tanpa memperdulikan kecepatan saya mulai berlari dan rajin bangun
pagi, karena dibangunkan oleh Dr Rama, untuk berlari. Lama-lama, tanpa
diniatkan dan dipaksakan, saya dapat berlari dengan jarak lumayan jauh.
Suatu ketika pada Bulan Januari Tahun 2013 saya memberanikan
diri untuk mengikuti lomba lari Tahura Trail. Pada saat itu saya bertemu dengan
Dr Dini Pusianawati yang keadaannya sama dengan saya, yaitu baru memulai
berlari. Pada lomba tersebut kami berdua dapat finis tanpa memperdulikan waktu.
Hal ini menguatkan tekad kita bahwa sesuatu yang sebelumnya kita pikir mustahil
dilakukan, dulu saya berpikir tidak mungkin lagi untuk bisa berlari jauh
apalagi di gunung, ternyata sangat mungkin dilakukan.
Semakin lama, teman-teman yang bergabung semakin banyak,
seperti Drg Seto Adiantoro, yang berlari hampir tiap pagi, Dr Rahmat Goesasi,
Dr Abel Tasman, Dr Kiki Rizki dan Lain-lain. Kemudian bergabung juga
sejawat-sejawat dari luar Bandung seperti Dr. Iron Subekti dan Dr Fauziah
Andini dari Pekanbaru, Dr Kiki Novito, Dr Asnominanda dan Dr Jhony Sulistio
dari Jakarta.Akhirnya kami membentuk Grup Whatapps sebagai ajang komunikasi
agar kami dapat berlari dan bergembira karena banyak teman. Kami mengajak
teman-teman lain untuk bergabung dan memulai untuk berlari dan ternyata
responnya sangat positif sehingga kelompok berlari ini semakin berkembang dan
terus bertambah jumlahnya. Akhirnya kami membentuk komunitas lari yang terdiri
dari kalangan Kedokteran dan Kedokteran Gigi, dari mulai yang masih kuliah
sampai yang sudah Spesialis, yang kami namakan KedoDoRun.
Pemilihan nama “KedoDoRun” melalui suatu perdebatan dan
diskusi yang panjang. Pada intinya kami sepakat bahwa pemilihan nama harus
membuka selebar-lebarnya kesempatan untuk bergabung tanpa ada unsur
“intimidasi’ yang tidak perlu, oleh sebab itu kami menghindari pemilihan nama
yang intimidatif. Selain itu, pemilihan nama juga menghindari kesan esklusif
kalangan kedokteran, sehingga kami tidak memasukkan kata-kata yang
mengindikasikan kepada profesi secara langsung. Akhirnya dipilihlah nama
“KedoDoRun”, singkatan dari “Kedokteran Doyan Run”. Kita ketahui bahwa secara
harfiah “Kedodoran” berarti sesuatu yang terkesan lambat sehingga siapun, dari
kalangan kedokteran dan kedokteran gigi, bisa bergabung, diharapkan, tanpa
terintimidasi ketakutan tidak bisa berlari cepat.
Kelompok KedoDoRun semakin berkembang, anggotanya sudah
tersebar di beberapa propinsi di Indonesia. Anggota-anggota KedoDoRun di
seluruh Indonesia sangat aktif menginspirasi teman-teman lainnya, untuk hidup
sehat dengan berolah raga, dengan menginformasikan aktifitas lari di tempat
masing-masing. Bahkan ada pula yang menjadi contoh penurunan berat badan yang
sangat signifikan dan membantu pemulihan dari suatu penyakit tertentu. Sudah
banyak juga kegiatan-kegiatan lari di tingkat nasional bahkan International,
seperti Bali Marathon, Jakarta Marathon, Penang Marathon, dan Singapore
Marathon yang diikuti oleh anggota KedoDoRun. Selain itu, KedoDoRun di berbagai
propinsi sering diundang sebagai narasumber di bidang kesehatan oleh komunitas
lari lain seperti Indo Runners, Bandung Explorer dan lain-lain, dan elemen
masyarakat lainnya. Hal ini tentu diharapkan memberikan efek yang positif bagi
kalangan Kedokteran dan Kedokteran Gigi serta masyarakat luas pada umumnya.
KedoDoRun hanyalah sebuah kelompok berlari di kalangan
kedokteran dan kedokteran gigi yang tujuan utamanya adalah menjadi manfaat bagi
para teman-teman sejawat sebagai media untuk memulai salah satu kegiatan hidup
sehat dengan berolah raga, dalam hal ini berlari dan masyarakat luas melalui
dedikasi profesi kita kepada siapapun yang membutuhkan.